Kemandirian
Masyarakat Desa Dawung Kecamatan Ngadiluwih dengan Usaha Pabrik Krupuk ”Surya
Manalagi”
Disusun oleh:
Ali Mahmud
Al
Jalandi
Ahmad
Ardani Kafi
Ahmad
Afriza R.
Alfi Khoirunisa’
Alvin Naila Kharimata
Amalia Putri H.
Ainun Umi H.
Dosen Pembimbing :
Zayyad abd.Rohman, M.HI
Syariah
/ Ekonomi Islam
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kediri 64127
2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan dan petunjuk serta kemudahan yang diberikan oleh-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul ”Kemandirian
Masyarakat Desa Dawung Kecamatan Ngadiluwih dengan Usaha Pabrik Krupuk” dengan baik tanpa ada hambatan
yang berarti.penyusunan makalah ini sebagai wujud penunjang pembelajaran dalam perkuliahan, makalah ini
kami sajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga memudahkan kita dalam membaca dan memahaninya.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun.
Kediri,
November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.
Latar Belakang............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................ 1
C.
Pendekatan
dan Metode............................................................... 1
BAB
II LANDASAN TEORI............................................................................. 3
A .Pengrtian
Masyarakat Madani....................................................... 3
B.
Sejarah Masyarakat Madani.......................................................... 6
C. Karakteristik
Masyarakat Madani................................................. 7
BAB
III PAPARAN DATA............................................................................... 10
A.
Gambaran
Umum Obyek............................................................. 10
B.
Paparan
Data................................................................................
C.
Temuan
Penelitian........................................................................
D.
Pembahasan.................................................................................
BAB IV PENUTUP...........................................................................................
A.
Kesimpulan..................................................................................
B.
Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masyarakat Madani merupakan masyarakat yang memiliki
kesadaran yang tinggi untuk menjalankan kewajibannya tanpa adanya peraturan
yang mengikat. Hal itu menjadi sangat penting, karena jika suatu Negara telah
menerapkan masyarakat madani maka Negara tersebut akan tertib, tenteram, dan
nyaman. Semua warganya hidup rukun tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang
meresahkan masyarakat.
Disamping itu, kita sebagai manusia yang di bekali
akal harus mampu berpikir dan mempunyai kesadaran yang tinggi akan hal
tersebut. Untuk itu, kelompok kami membahas lebih jauh tentang “Kemandirian
Masyarakat Desa Dawung Kecamatan Ngadiluwih dengan Usaha Pabrik Krupuk”. Agar
mengetahui realita masyarakat madani dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
kunci keberhasilan dari usaha pabrik krupuk ?
2. Bagaimana
usaha mempertahankan pabrik krupuk di Era Modernisasi ?
3. Apakah
masyarakat Dawung Ngadiluwih telah memenuhi karakteristik dari masyarakat
madani ?
C.
Pendekatan
dan Metode
1. Pendekatan
Dalam
penelitian ini, kami menggunakan pendekatan sosial. Untuk mengetahui
kemandirian dan kesadaran sosial yang dilakukan oleh pabrik krupuk tersebut. Kami
membutuhkan interaksi sosial secara langsung agar memperoleh keakuratan data.
2. Metode
Metode
yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu, metode interview dan dokumentasi.
Dimana kami mencari narasumber yang perlu kami wawancarai.
Sebelumnya
kami menyusun daftar pertanyaan yang nanti akan kita ajukan kepada narasumber.
Kemudian kami membuat janji terlebih dahulu untuk diwawancarai.
Disamping itu kami mengumpulkan data
berupa dokumentasi berupa bukti-bukti untuk menunjang penelitian kami. Dengan
harapan metode ini agar memperoleh kebenaran data.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Masyarakat Madani
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur
bedasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan
undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.
Beberapa
pendapat ahli tentang masyarakat madani :
1. Menurut
Anwar Ibrahin, masyrakat madani yaitu sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan
kestabilan masyarakat.
2. Menurut
Dawan Rahardjo, masyarakat madani merupakan proses penciptaan peradaban yang
mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.
3. Menurut
Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan pro demokrasi yang
mengacu pada masyarakat berkualitas.
4. Menurut
Nur Cholish Madjid, masyarakat madani berakar dari kata “civility” artinya toleransi, kesediaan pribadi untuk menerima
pelbagai macam pandangan politik dan tingkah laku sosial.[1]
Dari
berbagai pendapat diatas masyarakat mandani dapat diartikan masyarakat mandiri,
dalam artian masyarakat yang mandiri dalam berpikir, berpolitis, bertingkah
laku sosial tanpa harus ada peraturan-peraturan yang mengikat.
B.
Sejarah
Masyarakat Madani
Menurut filsafat Aristoteles (384-322 M) memandang civil society sebagai sistem kenegaraan
atau identik dengan Negara itu sendiri. Pandangan ini merupakan fase pertama
sejarah civil society. Tentu saja
pandangan ini telah berubah sama sekali dengan rumusan civil society yang berkembang dewasa, yaitu masyarakat sipil diluar
dan penyeimbang lembaga Negara. Mazhab pandangan Aristoteles selanjutnya
dikembangkan oleh Marcus Tulliuis Cicero, Thomas Hobbes dan John Locke.
Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Fergusson
mengembangkan wacana civil society
dengan kontek sosial dan politik di Skotlandia. Berebeda dengan pendahulunya,
Ferguson lebih menekankan visi etis pada civil
society dalam kehidupan sosial. Pemahamannya ini lahir tidak lepas dari pengaruh
dampak revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan sosial
yang mencolok.
Fase ketiga, berbeda dengan pendahulunya, pada tahun
1792 Thomas Paine mulai memaknai wacana civil
society sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lembaga Negara. Bersandar
pada paradigma ini, peran Negara saatnya sudah dibatasi. Menurut pandangan ini,
Negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk belaka. Konsep Negara abash
merupakan perwujudan dari delegasi kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat
demi terciptanya kesejahteraan bersama. Semakin sempurna suatu masyarakat
sipil, semakin besar pula peluangnya untuk mengatur kehidupan warganya sendiri.
Fase keempat, wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh GWF. Hegel, Karl Marx
dan Antonio Gramsci. Menurut pandangan mereka, civil socirty merupakan elemen ideologis kelas dominan. Pemahaman
ini adalah reaksi atas pandangan Paine yang memisahkan civil society dari Negara. Berbeda dengan Pain, Hegel memandang civil society sebagai kelompok
subordinat terhadap Negara. Pandangan ini menurut pakar politik Indonesia Ryas
Rasyid, erat kaitannya dengan perkembangan ditandai oleh perjuangan melepaskan
didi dari cengkeraman dominasi Negara.
Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelin yang
dikembangkan oleh Alexis de Tocquevlle. Bersumber dari pengalamannya mengamati
budaya demokrasi Amerika, pemikiran Tocquevelle tentang civil society sebagai kelompok penyeimbang kekuatan Negara yang
menjadikan demokrasi Amerika kuat. Mengacu pada kekhasan budaya demokrasi
rakyat Amerika yang bercirikan plural,
mandiri dan kedewasaan poltik, menurutnya warga Negara dimanapun akan mampu
mengimbangi dan mengontrol kekuatan Negara.[2]
C.
Karakteristik
Masyarakat Madani
Beberapa
unsur pokok yang harus dimiliki oleh masyarakat madani, diantaranya :
1. Adanya
Wilayah Publik yang Bebas
Free public sphere adalah
ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat warga
masyarakat. Di wilayah ruang publik ini semua warga negara memiliki posisi dan
hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan
terancam oleh ketakutan-ketakutan di luar civil
society. Mengaku pada Arendt dan Hebermas, ruang publik dapat diartikan
sebagai wilayah bebas semua warga Negara memiliki akses penuh dalam kegiatan
yang bersifat publik. Sebagai prasyarat mutlak lahirnya civil society yang sesungguhnya, ketiadaan wilayah publik bebas ini
pada suatu negara dapat menjadi suasana tidak bebas di mana negara mengontrol
warga negara dalam menyalurkan pandangan sosial politiknya.
2. Demokrasi
Demokrasi
adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang murni (genuine).
Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud. Secara umum
demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang bersumber dan dilakukan
oleh, dari, dan untuk warga negara.
3. Toleransi
Toleransi
adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Lebih dari
sikap menghargai pandangan berbeda orang lain, toleransi, mengacu pandangan
tokoh cendekiawan Muslim Nurcholish Madjid, adalah persoalan ajaran dan
kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adanya tata cara
pergaulan yang menyenangkan antara berbagai kelompok yang bebeda-beda, maka
hasil itu, tegas Madjid, harus dipahami sabagai hikmah atau manfaat dari
pelaksanaan ajaran moral agama.
Senada dengan Madjid, cendekiawan Muslim Azyumardi Azra
menyatakan bahwa dalam kerangka menciptakan kehidupan yang berkualitas dan
berkeadaban (tamaddun/civility),
masyarakat madani (civil society)
menghajatkan sikap-sikap toleransi, yakni kesediaan individu-individu untuk
menerima beragam perbedaan pandangan politik di kalangan warga bangsa.
4. Pluralisme
Kemajemukan
atau pluralisme merupakan prasyarat
lain bagi civil society. Pluralisme
tidak hanya dipahami sebatas sikap harus mengakui dan menerima kenyataan sosial
yang beragam, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima
kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai
positif bagi kehidupan masyarakat.
Menurut Madjid, pluralisme adalah pertalian sejati kebhinekaan
dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine
engagement of diversities within the bonds of civility). Bahkan menurutnya
pula, pluralisme merupakan mekanisme pengawasan dan pengimbangan (check and balance).
Kemajemukan dalam pandangan Madjid erat kaitannya dengan sikap
penuh pengertian (toleran) kepada orang lain, yang nyata-nyata diperlukan dalam
masyarakat yang majemuk.
5. Keadilan
Sosial
Keadilan
sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proposional atas hak dan
kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan: ekonomi,
politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan sosial
adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang
dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu.[3]
BAB III
PAPARAN
DATA
A.
Gambaran
Umum Obyek
Pabrik krupuk ini terletak di dusun Dawung RT 01 RW
02 Desa Bedug Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Usaha pabrik ini memiliki
80 karyawan yang terdiri dari :
|
NO
|
|
JUMLAH
|
|
A
|
Tenaga kerja pimpinan
|
1 orang
|
|
1
|
Direktur
|
1` orang
|
|
2
|
Manager Pelaksana
|
1 orang
|
|
3
|
Juru Buku
|
2 orang
|
|
4
|
Kasir
|
2 orang
|
|
5
|
Divisi Produksi
|
1 orang
|
|
6
|
Divisi Logistik
|
4 orang
|
|
7
|
Divisi Pemasaran
|
4 orang
|
|
B
|
PEKERJA
|
|
|
|
Meracik Bumbu
|
2 orang
|
|
|
Mengolah Bahan
|
6 orang
|
|
|
Mencetak
|
14 orang
|
|
|
Menggoreng
|
2 orang
|
|
|
Menjalankan Peralatan
|
8 orang
|
|
|
Menyablon Plastik
|
8 orang
|
|
|
Memotong Mengelas Plastik
|
3 orang
|
|
|
Membuat Tali/Pengikat
|
5 orang
|
|
|
Pembungkusan dan Pengepakan
|
10 orang
|
|
|
Lain-lain
|
7 orang
|
|
|
Jumlah
|
80 orang
|
Perusahaan krupuk “Surya Manalagi” merupakan bentuk
perusahaan perseorangan. Perusahaan ini dapat dikatakan sebagai perusahaan
padat karyawan karena produksi masih banyak diperlukan ketrampilan tenaga kerja
manusia untuk menggerakkan peralatan yang masih modern.
Sekitar tahun 1985 Beliau menjual krupuk eceran di
pasar. Sebelum perusahaan ini berdiri Bapak Suhud dulunya bekerja sebagai
karyawan industri krupuk. Beliau mencari informasi yang berhubungan dengan
usaha krupuk, dari segi bahan baku yang efisien maupun proses produksi serta
cara pemasaran hasil produksi. Dari sini maka timbullah keinginan Bapak Suhud
untuk mendirikan perusahaan krupuk “Surya Manalagi” dengan modal bank.
Saat ini perusahaan krupuk memproduksi 4 jenis
krupuk, yaitu : krupuk uyel, krupuk saloyo, krupuk reng dan krupuk om atau
loreng. Krupuk-krupuk tersebut dikemas dalam plastik bersablon yang sesuai
dengan permintaan pasar dan untuk menjaga stabilitas keuntungan perusahaan.
Hasil Perolehan Foto






B.
Paparan
Data
Di era modernisasi ini telah banyak perusahaan yang
bermunculan terutama pada usaha krupuk, karena krupuk sebagai pelengkap makanan
keberadaannya sangat dinantikan para konsumen. Produksi krupuk bagi perusahaan
merupakan ancaman, apabila produk yang dihasilkan kurang berkualitas, maka akan
kalah bersaing dengan perusahaan lain.
Adapun perusahan-perusahaan yang menjadi pesaing perusahaan
krupuk “Surya Manalagi” diantaranya :
1. Perusahaan
Krupuk “LUGINA” Kediri
2. Perusahaan
Krupuk “DEWI PUTERI” Kediri
3. Perusahaan
Krupuk “YSN” Kediri
4. Perusahaan
Krupuk “MEKAR” Kediri
5. Perusahaan
Krupuk “MANAR” Kediri
6. Perusahaan
Krupuk “SOLEMAN” Kediri
7. Perusahaan
Krupuk “TKT” Kediri
Untuk itu, peusahaan ini terus meningkatkan mutu dan
kualitas dari pabrik ini, seperti : mempertahankan bumbunya agar tetap lezat
dan enak, menjaga krupuk tersebut agar tidak mudah mlempem, sehingga mudah di
goreng, dan krupuk dari perusahaan ini cenderung rasa bawang.
C.
Temuan
Penelitian
Dalam penelitian kami, ternyata usaha pabrik ini
masih dapat bertahan dan berkembang hingga sekarang. Usaha ini dapat bertahan
dikarenakan sistem tatanan kerjanya yang baik, yaitu Struktur organisasi . Struktur
organisasi sangat diperlukan karena hal ini dapat mengurangi penyimpangan dalam
menjalankan pekerjaan. Dengan adanya struktur organisasi ini, maka karyawan
bertugas sesuai dengan peranannya masing-masing.
Perkembangan usaha ini dapat mengurangi jumlah pengangguran
yang ada di desa Dawung. Hal ini
terbukti dengan adanya jumlah karyawan yang banyak, yang membantu kalangan
bawah kususnya. Usaha pabrik krupuk inib juga membantu APBD dan APBN. Selain
itu juga mengangkat budaya dan makanan lokal di wilayah Internasional.
Peminjaman modal bank dalam usaha
pabrik krupuk ini menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Kemandirian
merupakan kunci utama bertahannya dan berkembanganya usaaha ini. Di Desa Dawung
tersebut masyarakatnya sebaginanya bekerja di pabrik krupuk tersebut.
D.
Analisis
Data
Dari penelitian yang kami lakukan bahwa pabrik
kru[uk “surya manalagi” termasuk masyarakat madani. Hal ini sesuai dengan
unsur-unsur yang terdapat dalam karakteristik masyarakat madani.
1.
Adanya wilayah publik
yang bebas
Berdirinya pabrik krupuk di desa dawung,
masyarakat lebih mudah menggemukakan pendapatnya dengan cara transaksi social.
Jika seseorang menpunyai keinginan dalam usaha brjualan/distributor krupuk,
mrereka merasa mudah melakukan usaha tersebut, dan perusahaan krupuk tentunya
akan memberikan sebuah peluang pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
2.
Demokrasi
Dalam
pabrik krupuk “Surya Manalagi” telah menerapkan sistem demokrasi dalam struktur
organisasi sistem tata kerjanya. Struktur organisasi dalam perusahaan tersebut
dapat mengurangi penyimpangan dalam menjalankan pekerjaan. Bentuk struktur
tersebut dengan satuan kekuasaan dan perintah berjalan dari atas kebawah dan
sebaliknya dalam pertanggungjawabannya. Dalam tata cara tersebut secara tidak
langsung sudah menerapkan sistem demokrasi yang berasakan dari bawah ke atas
maksudnya antara karyawan dan pimpinan saling berkesinambungan dan berinteraksi
agar terciptanya tujuan dan keberhasilan dalam mengelola perusahaan.
3.
Toleransi
Masyarakat yang berada disekitar pabrik
telah terjadi toleransi yaitu dengan saling memahami sehingga tidak menimbulkan
banyak permasalahan dengan didirikannya pabrik tersebut.
4.
Pluralisme
Pabrik
krupuk tersebut tentunya mengalami banyak perbedaan, karyawannya berasal dari
daerah yang bermacam-macam tetapi dengan perbedaan tersebut mereka bisa saling
kerjasama menghasilkan produk krupuk yang baik.
5.
Keadilan Sosial
Dalam
pabrik krupuk tersebut hak-haknya sudah terpenuhi dan kewajiban-kewajiban sudah
terjalankan. Hak-hak bagi karyawan yaitu mendapatkan penghasilan dari hasil
pekerjaanya, sedangkan hak-hak bagi pimpinan yaitu dengan adanya
karyawan-karyawan pekerjaan-pekerjaan dalam perusahaan tersebut dapat
terpenuhi. Sedangkan kewajiban-kewajibannya, kewajiban bagi karyawan yaitu
mengerjakan pekerjaannya dengan terselesaikan, dan kewajiban sebagai pemilik
pimpinan yaitu menjamin taraf kehidupan bagi karyawan-karyawannya dan memberi
upah bagi karyawannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Kunci
dari keberhasilan usaha krupuk “Surya Manalagi” ini ialah adanya kemandirian
dan kerjasama yang baik antara elemen pendukung usaha.
2. Usaha
krupuk ini dapat bertahan di era modernisasisaat ini karena adanya usaha yang gigih dan kerja sama
antar elemen pendukung usaha. Selain itu juga tidak lepasnya dari masih adanya
kecintaan masyarakat terhadap krupuk tersebut.
3. Dari
penelitian yang kami lakukan, ternyata masyarakat di desa Dawung kec.
Ngadiluwih kab. Kediri memiliki cirri dan karakteristik sebagai masyarakat madani.
Hal itu terbukti dengan adanya kemandirian dalam bidang ekonomi dengan adanya
usaha krupuk. Selain itu juga adanya kerja sama yang antar elemen pendukung
usaha.
SARAN
Sebagai
masyarakat Indonesia yang baik, kita
harus membentuk masyarakat madani dikalangan masyarakat kita. Seperti yang
dicontohkan masyarakat desa Dawung kec. Ngadiluwih kab. Kediri ternyata untuk
membentuk masyarakat madani tidaklah sulit. Namun dibutuhkan kesungguhan dalam
prosesnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
Komarudin. 2000. Demokrasi HAM dan Masyarakat Madani. jakarta: ICCE.
Nur,
Siti Aisyah. 2003. Pengembangan Kemasan
sebagai Penunjang Kelancaran Penjualan. Kediri.
Suyanto,
Bagong Sutinah. 2007. Metode Penelitian
Sosial.Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Kemandirian
Masyarakat Desaa Dawung Kec. Ngadiluwih dengan Usaha Pabrik Krupuk
Daftar
wawancara :
1. Bagaimana
awal berdirinya pabrik ini ?
-Perusahaan krupuk “Surya Manalagi” ini merupakan
bentuk perusahaan perseorangan, dalam operasinya perusahaan ini dapat dikatakan
sebagai perusahaan yang padat karyawannya. Proses produksi yang masih banyak
diperlukan tenaga kerja manusia untuk menggerakan mesin-mesin produksi. Sebelum perusahaan ini berdiri alm. Bapak Sahud
berserta ibu dulu pernah ikut bekerja pada perusahaan krupuk yang ada dikediri
yang bersifat industri. Selain itu usaha lain yang beliau lakukan yaitu mencari berbagai
informasi yang berhubungan dengan usaha yang dirintisnya baik itu perolehan
bahan baku yang efisien maupun proses produksi serta usaha pemasaran dari
produk yang dihasilkan. Sekitar tahun 1985 dengan menjual krupuk eceran dipasar
yang berdasarkan pengalamanya, maka tentulah keinginan dan tekad dalam Bapak
Sahud berserta itu untuk mendirikan perusahaan krupuk “Surya manalagi”dengan
modal bank. Dengan mendapat ijin produksi pada tanggal 28 juni 2002 nomor 268/13-17/P.K/VI/2002 dan tanda daftar
perusahaan (TDP) nomor 132855205682 dari pemerintah kabupaten daerah Kediri.
2. Mengapa
Anda mendirikan pabrik di Dawung ?
-Karna dekat dengan bahan baku, tenaga
kerja,lingkungan industry, transportasi.
3. Apakah
masyarakat sekitar tidak terganggu dengan adanya pabrik ini ?
-Tidak , karna dengan adanya pabrik inbi dapat
membantu perekonomian masyarakat desa Dawung.
4. Apakah
dengan berdirinya pabrik ini dapat mengatasi pengangguran ?
-Ya.
5. Berapa
jumlah karyawan ?
-80
orang
6. Bagaimana
sistem kerja yang diterapkan untuk karyawan ?
-
Dengan Struktur
organisasi “surya manalagi” sangat diperlukan karna dengan struktur organisasi
yang baik dapat mengurangi penyimpangan dalam menjalankan pekerjaan.
7. Jenis
krupuk apa saja yang Anda jual ?
-
Krupuk uyel,
krupuk saloyo, krupuk loreng, krupuk rengdi.
8. Apa
saja bahan baku untuk membuat krupuk ?
Tepung terigu, garam, bawang putih, zat pewarna,
air.
9. Apakah
krupuk tersebut di jual matang atau setengah jadi (krecek) ?
-krecek.
10. Berapa
harga per kilonya ?
-Rp 8700
11. Apakah
alat yang di gunakan produksi telah menggunakan alat modern ?
-ya. 1 buah molen ( menggaduk adonan), 3 mesin
hidrolis( mencetak krupuk), 2 almari ofen, 1 buah ketel (tempat pembakaran).
12. Dimana
saja Anda menjual krupuk tersebut ?
-
Meliputi
karisidenan Kediri yaitu nganjuk,
tulungagung, blitar, dan sekitar Kediri. Pabrik saat ini telah
memnperluas daerah pemasaran diluar wilayah karisidenan Kediri antara lain Jawa
Barat, dan diluar pulau jawa yaitu Kalimantan. Malaysia.
13. Bagaimana
sistem pemasaran di luar negeri?
-
Sistim
pemasaran, saat ini di Malaysia melalui koperasi yang bertempat di Telungagung.
14. Berapa
penghasilan yang Anda peroleh selama 1 bulan ?
-
Rp 25.500.000
15. Apakah
ada limbah dari produksi ini ? dan bagaimana cara mengatasinya ?
-
Ada. Cara
mengatasi dengan membuat bak penampungan kusus limbah.
16. Pukul
berapa pabrik ini mulai memproduksi ?
-
Pukul 05.00
sampai 14.00
17. Apakah
pabrik ini memproduksi setiap hari ?
-
Ya . kecuali
hari minggu.
18. Apa
yang menjadi ciri khas pabrik ini sehingga dapat bertahan sampai saat ini ?
-
Dengan rasa
bawang yang banyak, di goreng mudah, tidak mudah mlempem.
19. Bagaimana
cara mensejahterahkan karyawan ?
-
Dengan cara
mengajak pergi rekreasi, member makan 2 kali sehari, fasilitas nyaman.





0 komentar:
Posting Komentar